jump to navigation

Sistem Drainase Sumur Resapan – Part II November 20, 2007

Posted by exoticaria in Applied Engineering, Civil Engineering and Planning.
trackback
Pada postingan saya yang sebelumnya saya sudah mengenalkan tentang sistem drainase sumur resapan. Seperti yang sudah saya janjikan sebelumnya, pada postingan saya kali ini saya akan menunjukkan pada anda tentang berapa volume air yang hilang akibat proses pembangunan kawasan perumahan dan sarana publik lainnya seperti jalan raya. Prinsip-prinsip dalam dunia konstruksi biasanya mengalami kontradiksi dengan konservasi sumber daya air, contohnya pada proses pembangunan jalan raya.. Lapisan Surface/Pavement pada jalan raya dibuat dengan tujuan agar air dari luar permukaan langsung dialirkan ke saluran drainase disisi kiri dan kanan jalan sehingga tidak masuk ke dalam struktur perkerasan jalan dibawah pavement. Akibatnya pada musim hujan, air dalam volume yang besar tidak diresapkan kedalam tanah dan langsung dibuang/dilimpaskan ke daerah limpasan. Akibatnya, pada musim hujan akan terjadi masalah banjir di daerah-daerah limpasan dan pada musim kemarau, daerah potensial tadahan air menjadi kekurangan air karena air yg harusnya disimpan sebagai cadangan pada musim hujan langsung dilimpaskan begitu saja. Tanpa banyak berbasa-basi saya akan langsung menunjukkan bagaimana sumber daya air yang seharusnya begitu berharga malah berbalik menjadi sumber masalah yang rutin terjadi..

1. Kehilangan Air Akibat Konstruksi Rumah Tinggal

(Gbr 1 : Denah bangunan rumah tinggal )


Dari gambar diatas diketahui Panjang : 12,00 m dan lebar 10, 00 m.
Luas Bangunan : 10 m x 15 m –> A = 150 m2

Jika Tanah seluas 150 m2 dibebani hujan dengan intensitas (I) : 180 mm/hr , maka jumlah air hujan yang hilang akibat lahan yang tertutup bangunan adalah sebesar :

I : 180 mm/hr

: 0.18/(24 x 60)

: 0.000125 m/jam

Jumlah (Volume) air hujan yang hilang sebesar:

V = 0.000125 x 150

V = 0.01875 m3


Jika dalam 1 kawasan hunian terdapat 1000 rumah, maka Volume air yang berpotensi untuk hilang akibat lahan yang tertutup oleh bangunan adalah sebesar :

V lost = 0.0001875 m3 x 1000

= 18,75 m3

V lost = 18.750 liter –> Debit air yang hilang = 18,75 m3 / jam = 18.750 liter/jam


Kalau diasumsikan hujan terjadi selama 10 jam, maka volume air yang hilang adalah sebesar :

V lost = 18.750 liter x 10

V lost = 187.500 liter


Sekarang coba kita asumsikan jika hujan tersebut terjadi diaerah (yang seharusnya menjadi daerah ) imbuhan air hujan seperti misalnya kota Bogor.

Dari data didapatkan luas wilayah Kota Bogor sebesar : 118 km2 = 118.500.000 m2 . Kita asumsikan 80% wilayah kota Bogor telah dimanfaatkan untuk bangunan dan fasilitas publik, maka volume air yang yang hilang akibat bangunan dan fasilitas publik adalah sebesar :

V lost = (0,8 x 118.500.000 m2) x 0,000125 m

= 94.800 m2 x 0,000125 m

= 11.850 m3

V lost = 11.850.000 liter

–> Equivalent dengan Debit air (Q) yg hilang = 11.850 m3 /jam = 11.850.000 liter/jam


Jika Hujan terjadi selama 5 jam, maka volume air yang hilang adalah sebesar :

V lost = 11.850.000 liter/jam x 5 jam

= 59.250.000 liter

Jika hujan terjadi selama 10 jam, maka volume air yang hilang adalah sebesar :

V lost = 11.850.000 liter/jam x 10 jam

= 118.500.000 liter ~ 119.000.000 liter


Mungkin sebagian dari yang membaca hasil perhitungan diatas menganggap angka-angka diatas tidak terlalu signifikan, tetapi saya katakan bahwa angka-angka tersebut baru mencari volume air yang hilang akibat bangunan (rumah tinggal), selanjutnya akan saya munculkan besar nya volume air yang hilang akibat sarana public, dalam hal ini saya mengambil konstruksi jalan raya antara Bogor-Jakarta.


2. Kehilangan Air Akibat Konstruksi Jalan


(Gbr 2 : Potongan melintang Konstruksi Jalan dan Tampak Atas)



Diasumsikan Type jalan adalah : Arteri ; 2 Jalur 2 Arah
Lebar Jalan ; 12,00 m
Panjang Badan Jalan ( Bogor-Jakarta ) : 88 km –> 88.000 m

Luas Badan Jalan = 88.000 m x 12 m

A = 1.056.000 m2

Jika Konstruksi jalan tersebut dibebani hujan dengan intensitas (I) : 180 mm/hr

I ; 0,000125 m/jam. Berarti tinggi muka air akibat hujan : 0,000125 m.

Volume air yang hilang (V lost ) = 1.056.000 m2 x 0,000125 m

= 132 m3

= 132.000 liter

Equivalent dengan Debit air (Q) yang hilang = 132 m3 /jam –> 132.000 liter/jam.


Jika hujan yang terjadi selama 10 jam, maka volume air yang hilang adalah sebesar :

–> V lost = 132.000 liter/jam x 10 jam

–> V lost = 1.320.000 liter

Direncanakan penggunaan sumur resapan untuk mengimbuhkan air hujan kedalam tanah, diasumsikan dimensi sumur resapan yang akan dipergunakan adalah : diamater (d) : 40 cm dan tinggi (h) : 100 cm.

Volume Sumur Resapan = (1/4 x 3,14 x 0,4 2 ) x (1)

= 0,126 m3

= 126 liter …………………………………………………………. Cara (1)


Cek dgn rumus : π x r2 x h


Volume Sumur Resapan = 3,14 x 0,004 2 x 1

= 0, 1256 m3 ~ 0,126 m3

Vol’ Sumur = 126 liter …………………………………………. Cara (2)


Kontrol –> Cara (1) dan Cara (2) hasilnya sama : 0,126 m3 = 126 liter –> Ok..!!


Jika volume hilang air hujan akibat perumahan dan akibat jalan dijumlahkan, maka total volume air hujan yang hilang akibat hujan selama 10 jam adalah sebesar :


V lost = (119.000.000 liter + 1.320.000 liter)

= 120. 320.000 liter, jika dalam meter kubik (m3) –> V lost = 120.320 m3


Jumlah Sumur Resapan yang dibutuhkan sepanjang 88 km :

n = (120. 320.000 liter /126) / 88

= 10.851,37 ~ 10.852 buah


Jika sumur resapan akan dipasang pada saluran drainase sisi kiri dan sisi kanan jalan, maka pada saluran drainase kiri dipasang 5.426 buah sumur resapan dan dibagian kanan juga 5.426 buah.


Jarak antar sumur resapan (s) = 88.000 m / 5.426 buah

= 16, 22 ~ 16,20 meter

–> Jadi sumur resapan dipasang dengan jarak antar sumur (s) : 16,20 meter.


Saya sempat berhenti sejenak ketika melihat angka-angka diatas, Saya yakin anda mengerti maksud saya, hanya dengan durasi hujan 10 jam saja, volume air yang akan dilimpaskan ke Jakarta sudah sebesar : 120. 320.000 liter / 120.320 m3 . Pertanyaan yang muncul di otak saya adalah :

(1). Bagaimana jika daerah-daerah tangkapan air hujan yang lain (selain Bogor) juga ikut “mengirimkan” air limpasan dengan volume yang (mungkin) lebih besar ke Jakarta..?

(2). Bagaimana jika volume air limpasan dari daerah-daerah tangkapan air hujan yang lain juga dimasukkan sebagai variabel dalam perencanaan sistem drainase sumur resapan part II ini..?

(3). Bagaimana jika hujan di daerah-daerah imbuhan/tangkapan air terjadi selama 1 hari penuh (24 jam)..? Bagaimana jika hujan terjadi selama 2 hari penuh (48 jam)..? Tentu Volume air yang akan “dikirim” Jakarta akan jauh lebih besar..

Tapi untuk menjawab 3 pertanyaan diatas tentu tidak sesederhana yang dibayangkan, butuh variabel-variabel data yang akurat dan proses perhitungan/perencanaan yang lebih kompleks tentunya.. 🙂


Hasil dari perhitungan-perhitungan (perencanaan) diatas, selanjutnya di integrasikan dalam bentuk gambar seperti gambar dibawah ini :


(Gbr3 : Konstruksi Jalan–Potongan melintang, tampak atas , penempatan sumur resapan dan dimensi)



Pada proses perencanaan diatas, saya menyebutkan kota Bogor sebagai daerah imbuhan (tangkapan) air hujan, dan Jakarta sebagai kota limpasan. Pertanyaan yang muncul dari hal tersebut adalah, apakah perencanaan diatas dapat dijadikan solusi mengatasi masalah banjir yang belakangan sering melanda kota Jakarta? Jawaban saya adalah : Kota Jakarta sendiri berhadapan dengan bahaya banjir akibat beban guyuran air hujan yang melanda kota tersebut. Selain itu, masalah lain kota Jakarta adalah kondisi tanah dan topografi daerah yang berbentuk cekungan. Untuk masalah ini, tentunya perencanaan diatas tidak dapat dipergunakan sebagai solusi..Apakah ada solusi yang lain..?? Yah tentu saja ada, karena solusi masalah berkaitan dengan hal-hal yang bersifat teknis..dan setiap insinyur dan perencana diarahkan dan dikondisikan untuk selalu bisa menyelesaikan masalah-masalah teknis.

Untuk masalah banjir di Jakarta yang diakibatkan karena topografi daerahnya yang berbentuk cekungan, solusi yang mungkin adalah sistem drainase pipa resapan atau dengan membuat sistem kanal banjir seperti yang sudah ada saat ini. Tetapi sistem kanal banjir juga harus didukung oleh perilaku masyarakat untuk tertib menjaga kebersihan lingkungan, yaitu tidak membuang sampah ke daerah kanal banjir yang aslinya diperuntukkan sebagai sistem drainase pencegah banjir.

Sementara perencanaan sistem drainase sumur resapan diatas dimaksudkan hanya untuk mengurangi volume air hujan kiriman dari daerah imbuhan seperti Bogor ke daerah limpasan seperti Jakarta, yang mana selama ini dianggap bahwa banjir di kota Jakarta terjadi akibat air hujan kiriman dari daerah-daerah tangkapan /imbuhan di kota-kota sekitarnya.

Diakhir tulisan ini, saya kembali menekankan bahwa angka-angka hasil perhitungan diatas bukanlah hasil yang absolut. Kenapa saya katakan demikian ? karena variabel-variabel yang dipergunakan mungkin saja kurang lengkap dan dapat berubah. Seperti prosentase penggunaan lahan sebagai area imbuhan air hujan, dimensi jalan raya, intensitas hujan, durasi hujan, dimensi sumur resapan yang akan dipergunakan, ketelitian saat menghitung angka-angka (saya sendiri juga tidak yakin apa hitungan-hitungan diatas sudah teliti atau belum ), dsb. Satu hal yang bisa saya pastikan pada anda semua adalah, variable-variabel yang dipergunakan dalam proses perencanaan sistem drainase sumur resapan dapat saja berubah, dirubah, atau dimodifikasi.. Tetapi prinsip perencanaan nya adalah seperti yang sudah yang saya tunjukkan diatas.

Akhirnya, saya hanya bisa berkata : semoga tulisan saya hari ini bisa memberikan sedikit manfaat pada kita semua. Tidak ada motifasi apapun dibalik tulisan saya kali ini, bukan bermaksud “menggugat” ataupun “menggurui” , saya pribadi pun masih harus banyak belajar..Karena pemilik ilmu yang hakiki adalah “Dia”.. Allah, Zat yang maha tinggi lagi maha bijaksana..



– Architectaria – Arsitek dan Perencana

Comments»

1. sri - May 21, 2008

bisa dicantumkan contoh perhitungan sumur resapan air metode sunjoto dan metode PU?

2. frans - July 17, 2008

saya salah satu staf kontraktor di bogor.
saat membaca artikel ini, saya sedikit terbantu sebab saat ini saya sedang merencanakan kebutuhan saluran suatu daerah termasuk dimensi salurannya…
tolong di paparkan tentang cara menghitung dimensi saluran?
terima kasih.

3. gaga - February 21, 2009

cara ngitung besar sumur resapan gman om? klo udah tw debit air ujan dan luas atapnya…..thx.

4. dean - March 4, 2009

setelah saya membaca paparan diatas saya sangat tertarik namun pendekatan dan metodologi untuk DED Sistem Drainase bagaimana? sebelumnya saya haturkan terima kasih

5. bangluz - January 10, 2010

saya sedang mencari judul untuk tugas akhir, saya tertarik dengan masalah drainase… msh ada artikel lain tentang drainase??? hubungan rumus antaraintensitas hujan dengan drainase nya bagaimana???

6. sketsa rumah minimalis - August 9, 2013

wonderful put up, very informative. I’m wondering why the other specialists of this sector do not realize this. You should continue your writing. I am sure, you have a great readers’ base already!

7. Pure Logic Edmonton - April 11, 2014

Thanks for your insight! That was amazing 🙂

8. small end table - July 4, 2014

Hey I am so grateful I found your weblog, I really found you by accident,
while I was researching on Yahoo for something else, Anyways I am here now and
would just like to say many thanks for a tremendous post and a all round thrilling blog (I also
love the theme/design), I don’t have time to look over it
all at the minute but I have saved it and also added your
RSS feeds, so when I have time I will be back to read much more, Please do keep up the superb jo.

9. Brent Farabee - September 8, 2019

I wasI used to be able to find good infoinformationadvice from your blog postsblog articlesarticlescontent.

https://www.udemy.com/user/kama018/

10. Anissa Willington - September 22, 2019

HiWhat’s upHi thereHello, alwaysfor all timeall the timeconstantlyevery time i used to check blogweblogwebpagewebsiteweb site posts here earlyin the early hours in the morningdawnbreak of daydaylight, becausesinceasfor the reason that i likeloveenjoy to learngain knowledge offind out more and more.


Leave a comment